Sabtu, 28 Maret 2015

TITIPAN RINDUKU


Malam telah ditelan mentari, embun pagi menyambut hangatnya dunia..
Ku buka mata dengan angan yang masih beterbangan..
Masih melayang jauh jiwaku bersama angan..

kini ku dengar kicau burung bernyanyi menyambut hati yang sunyi..
menyapa jiwa ku dengan ucapan selamat pagi..
cerahnya hari ini membangkitkan gairah semangatku bernyanyi..
melukiskan indahnya langit mentari, bersama burung yang menari..

satu di antara burung-burung itu mendekat pada ku..
seolah mengajakku bernyanyi dan menari bersama..
ucapku dalam hati pada burung itu “cik, cik.. pergilah.. bawa rinduku untuknya”
lalu senyumku membiarkannya pergi membawa rindu.

Kasih, rasaku tak pernah berubah..
Rindu dalam jiwa ini selalu menyakiti ragaku..
Sampaikah rindu ku pada mu?

JERIT PENYESALAN

Tuhan.. sudikah kiranya Engkau mengampuni jiwa raga yang hina ini?
sudikah kiranya engkau melihat aku memohon dengan tangis penuh penyesalan..
raga ini seperti telah membusuk dalam dunia fana..
jiwa ini seperti tak ada sisa putih lagi..


masih adakah sisa pengampunan untukku Tuhan?
sudikah kiranya Engkau memberiku kesempatan memasuki tampat itu?
tempat yang termahasyur indah dengan segala yang tak pernah ku temui didunia.
sudikah kiranya Engkau menuntunku ke lorong itu?


Tuhan.. izinkan aku merayu-Mu dengan doa yang ku panjatkan ini..
berilah aku perhatian-Mu..
dengarlah rayuanku ini..
"jangan biarkan aku memasuki Lubang Hitam" itu..
lubang yang termahsyur jahat, hina, dan menakutkan..

aku ingin selalu bersama-Mu.. tegurlah aku jika aku mulai menjauh dari-Mu..

Senin, 23 Maret 2015

TENGGELAM DALAM KE EGOISAN

Tahukah kamu, banyak kemungkinan kebenaran yang ku dengar tentang dirimu..
sulit kupercaya, karena keadaan yang pernah kita dapati bersama tak seperti yang mereka katakan. entahlah itu hanya wacana mereka yang ingin merusak kebahagiaanku atau melindungi aku dari dirimu.
bukan aku yang ingin mencari tahu kebenaran tentang dirimu, tapi justru mereka yang selalu menghadap ku dengan pernyataan yang membuatku bertanya-tanya. benarkah? haruskah ku percaya?
bahkan hati ini pun mulai ragu dengan segala yang ku rasakan, memang sepertinya tak pantas aku seperti ini karena jauh disana ada orang yang mungkin lebih mengharapkanmu kembali. lalu aku bagaimana?
mungkin Tuhan mempertemukan kita untuk saling mengevaluasi diri kita, tak banyak perubahan yang ku lihat dari dirimu. bukannya hati ini ingin memilikimu, "TIDAK"! hanya hatiku sedikit terusik dengan semua kebetulan-kebetulan itu.
semua itu tak berjalan sesuai harapan ku, apa yang harus ku lakukan?

jika kebahagiaan yang kurasakan saat bersamamu hanya kebohongan semata, aku tak ingin tahu kebenaran apapun. jika tawa kita saat itu hanya ilusi semata aku tak ingin semua itu menjadi nyata. biarlah itu semua menjadi ilusi jika memang kenyataan itu pahit.

yang ku tau pasti, aku bahagia dengan kau, mereka, dan semua yang berada didekatku. tak ingin u tafsirkan ragu yang ku rasakan ini biarlah seperti ini.