Selasa, 26 Mei 2015

BUMBU LANGIT YANG KEJAM

malam yang begitu sepi, aku lihat kelip bintang yang bergantungan dilangit..
kelip bintang itu mengingatkan aku pada kunang-kunang yang menari, sudah lama aku tak melihaatnya..
langitku kini sudah di hiasi oleh asap dari rumah-rumah raksasa yang berbaris disana..
tak ada lagi lapangan, tak ada lagi kehijauan, tak ada lagi cinta-cinta kecil kita..
yang tersisa hanya kupu-kupu berwarna gelap dengan jubahnya yang terkoyak..

kemana desa ku yang dulu indah..
sungai yang dulu sejernih langit disiang haripun berganti warna menjadi senja..
warna air yang mengalir disana bagaikan pelangi yang elok setelah hujan..
kini aku hidup ditengah-tengah kebisingan, dan kawanannya..

rasanya aku ingin bernafas lega, tapi malah sesak kurasa..
manusia-manusia itu bagaikan kawanan robot yang terprogram..
semua kepala tertunduk pada materil..
seolah mereka akan mati jika tak lakukan.

Miris, di siang hari aku melihatnya..
Kawanan prajurit kecil itu bermain bola di jalan-jalan tikus..
Menunggu datangnya hujan untuk menyegarkan tubuh mereka yang dahaga..
Namun sayang, hujan yang membasahi tubuh mereka pun tak cukup membantu..
Ingat langit kita sudah di bumbui dengan apa?
Ya itulah.. itulah langitku kini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar