Selasa, 06 Desember 2016

BELAJAR HIDUP DARI LINGKUNGAN HIDUP



Permasalahan keterbelakangan ekonomi, pendidikan, kurangnya pelayanan sosial seperti kesehatan dan keyamanan jasa angkut yang sudah menjadi sifat kultural bagi masyarakat pedesaan terutama yang bermatapencaharian sebagai petani, atau pun sebagai nelayan di daerah pesisir mejadi hal yang selalu saja tak pernah bisa terpecahkan. Masalah kemiskinan yang ada di Indonesia ini memandang bahwa hal tersebut terjadi akibat ulah masyarakat itu sendiri yang pemalas, atau pun kurangnya kualitas pendidikan yang dimilikinya. Bagaimana tidak ? pembangunan infrastruktur terus saja dilakukan tanpa memperhatikan pembangunan kebutuhan dasar manusia. Manusia seharusnya dijadikan sebagai objek pembangunan berkelanjutan, pembangunan juga seharusnya menjadi suatu hal yang bersahabat bagi seluruh masyarakat. Namun pada kenyataannya malah membuat sebagian masyarakat terpuruk dengan keadaan seperti “terpaksa melakukan apa yang bisa di kerjakan” bukan “melakukan apa yang selayaknya dikerjakan”. Lagi-lagi definisi kemiskinan bangsa ini dinilai dari kajian luarnya saja, tanpa melihat seperti apa akar permasalahan yang ada di dalam negara ini. Misalnya seperti banyaknya pengangguran, tingkat pendidikan yang rendah, dan tingkat kemampuan kreatifitas yang kurang memadai. Namun dapat dilihat akar dari permasalahan tersebut? Saya akan mencoba sedikit menjelaskan duduk permasalahannya..
kenapa masyarakat pedesaan yang bermata pencaharian sebagai petani atau sebagai nelayan di daerah pesisir itu memiliki kualitas kehidupan yang rendah dibandingkan dengan masyarakat urban? Secara umum kita ketahui bahwa letak geografis perkotaan lebih memungkinkan masyarakat tersebut melakukan kegiatan sosial, ekonomi, politik dan budaya sehingga lebih berpotensi untuk mencapai status sosial, peran sosial, melakukan mobilisasi dan mendapatkan fasilitas yang lebih memadai dibandingkan wilayah pedesaan. Kemudian hal ini menjadi suatu ketimpangan sosial antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, tidak jarang pula masyarakat pedesaan melakukan kegiatan urbanisasi (perpindahaan penduduk dari desa ke kota) guna meningkatkan kualitas kehidupannya. Tau kenapa mereka melakukan kegiatan urbanisasi ini? Hal pertama yang menjadi faktor terjadinya urbanisasi adalah pertama karena tergiur akan potensi ekonomi yang memungkikan dapat merubah taraf kehidupan suatu masyarakat, kedua karena lahan produktif pertaniannya sudah tidak ada lagi akibat dari pembangunan infrastruktur yang merugikan bagi mereka para petani (sekarang udah tau dong, kenapa sesekali melihat sekelompok orang berbondong-bondong membawa cangkul dan peralatan bercocok tanam lainnya ke daerah perkotaan?) itu terjadi karena mereka buruh tani sudah tidak bisa bercocok tanam lagi, wong tanahnya aja udah abis di makan pembangunan (padahal Indonesia terkenal dengan Negara Agraris nya karena kesuburan tanahnya yang luar biasa) dan para petani ini  lah yang menopang ketahanan pangan di negara kita.
Selanjutnya kerusakan lingkungan yang terjadi di daerah pesisir, misalnya seperti dampak dari reklamasi, penyewaan pulau-pulau kecil atau pun pulau-pulau besar, penguasaan wilayah pesisir oleh elit sosial, menyusutnya luas wilayah mangroove akibat oknum yang tidak bertanggung jawab dan masih banyak lagi issue-issue krusial lainnya. Masalah di daerah pesisir ini pula hampir sama dengan masalah yang ada diwilayah pedesaan yang bermata pencaharian sebagai petani, yakni sama-sama jauh dari kata layak tingkat kehidupannya dibandingkan dengan masyarakat kota. Sebenarnya permasalahan pada masyarakat desa ini hanya imbas dari pembangunan infrastruktur untuk kegiatan ekonomi atau pun mobilisasi nasional maupun internasional dan ekspedisi hasil produksi perindustrian dari kota-kota besar.
 
Dalam hal ini Saya memfokuskan kajian di daerah Muara gembong. Siapa tak kenal dengan wilayah ini? Penduduk asli bekasi harus hafal wilayah ini, daerah ujung utara Bekasi ini Beberapa minggu lalu mengalami bencana banjir yang diakibatkan oleh jebolnya sungai citarum dan pasang air rob dari lautnya. (baca selengkapnya di http://metro.sindonews.com/read/1155187/170/tanggul-sungai-citarum-jebol-muaragembong-banjir-1479108686 ) Tak jarang juga ditemui sampah di pesisir yang diduga kiriman dari luar wilayah daerah muara gembong. Issue utama yang terpenting dari problematika wilayah ini adalah tentang kerusakan lingkungan seperti menyusutnya luas wilayah konservasi mangroove sehingga berdampak buruk untuk masyarakat setempat baik dalam segi sosial, ekonomi dan budayanya. tidak hanya itu, menyusutnya luas wilayah mangroove ini juga menggerus 3 daratan pedesaan diantaranya Desa Pantai Bahagia, Desa Pantai Mekar dan Desa Pantai Sederhana. (baca selengkapnya di http://www.mongabay.co.id/2013/03/11/mangrove-muara-gembong-rusak-parah-3-desa-hilang/ )
Daerah pesisir ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan karakteristik di daerah pedesaan lain, salah satunya adalah kualitas pendidikan yang masih terbilang kurang atau bahkan tertinggal dari pada didaerah perkotaan. Bagaimana tidak, jumlah tenaga pengajar, dan fasilitas pendidikan yang masih sangat kurang ini lagi lagi harus terbiasa di rasakan oleh masyarakat desa. Belum lagi saat banjir datang melahap pemukiman mereka pun tidak bisa melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya karena takut hanyut terbawa arus air. Keadaan yang memaksa warga desa ini untuk bertahan, lagi-lagi seolah “terpaksa melakukan apa yang bisa dilakukan” karena tidak ada pilihan lain yang dapat menopang keinginan mereka untuk terus berjuang melanjutkan hidup dari generasi ke generasi.
Perlu di ketahui, daerah muara gembong ini memiliki potensi ekowisata yang dapat meningkatkan ekonomi, sosial dan budaya. Tidak hanya itu Wilayah konservasi mangroove ini juga menjadi habitat spesies langka yang tumbuh dan berkembang, salah satu yang menjadi maskot wilayah ini adalah satwa liar lutung jawa, fungsi konservasi mangroove ini diantaranya: (baca selengkapnya di http://ekologi-hutan.blogspot.co.id/2011/10/peranan-manfaat-dan-fungsi-hutan.html )
  1. Menjaga agar garis pantai tetap stabil
  2. Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi.
  3. Menahan badai/angin kencang dari laut
  4. Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru.
  5. Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar
  6. Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
Masih banyak lagi loh manfaat dan peran tanaman mangroove bagi kehidupan manusia, tetapi di daerah ini terjadi kerusakan yang cukup parah karena mengakibatkan hilangnya garis pantai yang memisahkan antara daratan dan lautan serta abrasi yang menggerus habis 3 desa. Daerah muara gembong ini yang menahan air laut agar tidak menggerus daratan bekasi di wilayah lainnya, sudah pernah berkunjung kesana? Sedikit berbagi, desa ini lah yang pertama kali membuka kesadaran saya akan lingkungan, desa ini pula yang merubah mindset saya berfikir bahwa saya wajib terlibat dalam hal-hal yang seperti tadi. saya memang sangat suka bepergian ke tempat-tempat baru tapi hanya untuk melakukan perjalanan mengisi liburan semata, atau karena misi-misi tertentu yang berkaitan dengan nila-nilai akademis saya. Tapi sekali lagi saya katakan bahwa desa ini yang benar-benar telah membuka mata saya untuk melihat lebih dalam dan melakukan sesuatu untuk mencoba memberikan perubahan kearah yang lebih baik pada desa-desa lainnya. Desa ini yang membuat hati saya selalu menjerit ketika melihat kerusakan lingkungan, keterbelakangan sosial dan ekonomi masyarakat di daerah-daerah pedesaan. Untuk itu saya sangat menyarankan kepada sahabat semua agar dapat berkunjung ke muara gembong ini dengan melakukan aksi solidaritas yakni membantu mengembalikan fungsi hutan mangroove yang menyusut dan hampir menghilangkan luas permukaan muara gembong. Dengan begitu pula maka akan membuka kesadaran para sahabat lebih luas lagi akan pentingnya menjaga, merawat dan mengelola lingkungan hidup..

dibawah ini saya akan menunjukkan sedikit dokumentasi kegiatan yang pertama kali menjadi pengalaman terbaik untuk hidup saya:
































nah, dari gambar-gambar dokumentasi itu nunjukkin "ada keindahan dibalik kerusakan lingkungannya" kalau di liat di awal perjalanan mungkin kita bakal lebih banyak liat kerusakan-kerusakan lingkungan, tapi makin dalam perjalan kita bakal makin liat pemandangan yang manjain mata bangeeettt..

so, you have to visit this place guys!! and you can find something happen in this place.
"may Allah give every sunrise for bring The peoples hope, and may Allah give every sunset for bring The peoples peace". amiiinnnnn.....

3 komentar:

  1. Egi, sukses terus ya? keren tulisannya .. Semoga banyak yang baca tulisannya. Dan semoga berkat tulisan ini makin banyak orang yang sadar dan menjaga lingkungannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahhh makasih banyak yah bang, amiiin... Semoga makin banyak sahabat-sahabat kita mau berperan buat lingkungan 😊😊

      Hapus